Senin, 27 Februari 2012
Minggu, 05 Februari 2012
Sabtu, 04 Februari 2012
Aku, Tentang Menulis Fiksi
Ketika
saya sedang asik menyelesaikan sebuah cerpen terbesit pertanyaan tentang hukum
menulis cerita fiksi. Kemudian saya cari-cari artikel di dunia maya, akhirnya
saya temukan sebuah Fatwa Yang saya temui dari Asy-Syaikh Shalih bin
Fauzan seorang ulama salaf saleh. dan tulisan inipun saya tulis dengan tetap mengedepankan rasa hormat kepada pendapat Syaikh Shalih bin Fauzan.
Pertanyaan:
Apa hukum membaca dan menulis kisah fiksi dan
cerita yang bisa membangkitkan imajinasi? Dan apakah jika kisah-kisah ini
membantu memperbaiki beragam masalah sosial, maka kisah-kisah ini
diperbolehkan?
Jawab:
Kisah fiksi seperti ini merupakan kedustaan yang
hanya menghabiskan waktu si penulis dan pembaca tanpa memberikan manfaat. Jadi
lebih baik bagi seseorang untuk tidak menyibukkan diri dengan perkara ini
(menulis atau membaca cerita fiksi-ed).
Apabila kegiatan membaca atau menulis kisah fiksi
ini membuat seseorang lalai dari perkara yang hukumnya wajib, maka kegiatan ini
hukumnya haram. Dan apabila kegiatan ini melalaikan seseorang dari perkara yang
hukumnya sunnah maka kegiatan ini hukumnya makruh. Dalam setiap kondisi, waktu
seorang muslim sangat berharga, jadi tidak boleh bagi dirinya untuk
menghabiskan waktunya untuk perkara yang tidak ada manfaatnya.
(Fatwa Syaikh Fauzan di ad-Durar an-Naadhirah
fil-Fataaawa al-Mu’aasirah – Pages 644-645, al-Fowzaan – ad-Da’wah 1516,
Jumaada al-Oolaa 1416AH)
Diterjemahkan dari
http://www.fatwa-online.com/fataawa/miscellaneous/miscellaneous/0070823.htm
untuk http://ulamasunnah.wordpress.com
Kisah para pahlawan Islam, para ulama dan ilmuwan Islam ataupun kisah-kisah orang terdahulu yang memang mengandung hikmah dan pelajaran yang baik. Ini tergolong kisah nyata yang tentunya sangat baik untuk di kisahkan. Kita tahu bagaimana remaja sekarang lebih mengenal Seorang Draculla dari pada seorang Muhammad al Fatih, lebih mengenal Kisah cintanya Romeo dan Juliet dari Pada kisah cinta agungnya Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah ra, lebih mengenal kisah Kepahlawanan Spiderman dari pada Kepahlawanan Ali ra. Dan masih banyak lagi kisah teladan para sahabat Rasulullah SAW, para tabi’in, tabi’ tabi’in. Kisah para Nabi dan umat-umat sebelum Nabi Muhammad SAW. dan banyak lagi kisah-kisah teladan islami dari masa ke masa. Kisah-kisah ini bukanlah fiksi tapi benar-benar terjadi dengan segala kemukjizatan yang diberikan kepada para Nabi dan karomah yang diberikan kepada orang-orang pilihan.
Adapun
cerita fiksi adalah cerita yang tidak berdasarkan fakta kejadian yang nyata.
Dalam hal ini bisa terbagi menjadi fiksi realistis dimana setting dan alur
ceritanya logis dan masuk akal. Namun ada juga yang dibuat imajinatif dan tidak
masuk akal. Sebagai contoh kisah yang mengandung unsur kemusyrikan dan sihir.
Sehingga dongeng seperti Harry Potter, Pinokio, Cinderella, Peter Pan, Peri
kemudian Filem Horor seperti Pocong, Suster ngesot, Vampir dan sejenisnya tidak
sesuai dengan aqidah Islam. Karena isinya menceritakan tentang sihir, alam
ghaib, syetan dan segala bentuk kemusyrikan. Memang secara aqidah kita mengenal
fenomena sihir dan segala keajaibannya, namun menurut aqidah Islam, semua itu
adalah perbuatan syetan yang harus dihancurkan, bukan dijadikan
tontonan. Sehingga menyuguhkan cerita syetan seperti ini bukanlah ide yang
benar.
Kemudian
kitapun mengenal Novel fenomenal Ayat-ayat Cinta yang memadukan Roman dan iman,
juga beberapa novel-novel islami lainnya yang mampu memberi inspirasi bagi
banyak orang. Kisah kisah ini tergolong fiksi tapi memiliki nilai nasehat dan
teladan yang baik yang patut di contoh. para penulis menyampaikan dakwahnya dengan perumpamaan. Sebagaimana di dalam Alqur’an Allah SWT sering
menggunakan permisalan untuk lebih menjelaskan suatu duduk perkara. Perumpamaan-perumpamaan
dalam Al-Quran itu merupakan ilustrasi dari sebuah pesan yang ingin disampaikan
kepada pembacanya.
Beberapa
diantaranya adalah ayat-ayat berikut :
"Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang
menyalakan api , maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan
cahaya mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat."
(QS. Al-Baqarah : 17)
"Dan
perumpamaan orang-orang kafir adalah seperti
penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan
seruan saja . Mereka tuli, bisu dan
buta, maka mereka tidak mengerti." (QS. Al-Baqarah : 171)
"Dan
kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikannya dengan ayat-ayat itu,
tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah,
maka perumpamaannya seperti anjing jika
kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya . Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka
berfikir.".(QS. Al-A`raf : 176)
"Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan
kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang
membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang
mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada
kaum yang zalim."(QS. Al-Jumuah : 5).
"Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat
untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu."(QS.
Al-ankabut : 43).
"Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia
dalam Al Quraan ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran."(QS.
Az-Zumar : 27).
Dan masih banyak lagi perumpamaan-perumpamaan dari
gaya bahasa Al-Quran yang semisal dengan itu, Banyak pula para
ulama dahulu yang mencoba meniru gaya Al-Quran dengan membuat kisah-kisah
perumpamaan. Begitu juga dengan saya yang mulai belajar dan mencoba menulis cerpen islami.
Kisah-kisah ini bukanlah kejadian nyata, tetapi bisa saja sebuah kisah fiktif
yang mengandung unsur pendidikan, baik berkaitan dengan aqidah, akhlaq, sopan
santun, etika, ilmu pengetahuan, Jihad fisabilillah, entrepreneur dan
sebagainya.
Inilah
sebuah alasan yang kami pegang tapi kami tidak menutup pintu nasehat saran dan masukan dari para ikhwan dan akhwat fillah.
Silakan ikhwan dan akhwat lebih mengkaji syariah dan hadits untuk masalah ini
dengan meminta pertolongan Allah agar diberikan kebenaran dalam
pencarian.Wallahu a`lam bis-shawab…
Muhammad Khafadho
Langganan:
Postingan (Atom)