Ingin aku rebahkan kerinduan ini padamu
Setelah beberapa kali sudah aku letih
Mengetuki dinding-dinding pintu buta
pun berbalas hening bisu tanpa jawaban
Hanya itu...
Sebatas ikhtiar tak pernah lebih dari itu
Ratap ayat telah lama kucatat
Sebagai nasehat agar aku tak tersesat
Melawan kisah yang menggariskan resah gelisah
Mendesah-desah sebab asmara tlah membuncah
Di setiap tubuh malam, kerinduan mengadukan luka
Berbelasuh rindu hanya pada Sang Pencipta
Khusyuk dan sibuk, tenggelam dan diam
Yang mendalam pada sedalam jelaga hitam
Langkah siang meninggalkan jejak tak bernama
Bersahaja, sendiri menapak sepinya hati
Kalau saja saat ini kau mampu menatapku
Ternyata diriku di ujung matamu begitu kesepian
Begitu kalut dengan hati yang merindukanmu
Aku hanya seperti mengeja masa
Sementara engkau begitu asik menghitung hari
Entah untuk siapa….
Jika memang aku tak pantas
Biarlah…
Aku kan belajar kepada masa
Bagaimana aku akan memantaskan diri
Tapi...
Mungkinkah itu masih padamu ?
Melawan kisah yang menggariskan resah gelisah
Mendesah-desah sebab asmara tlah membuncah
Di setiap tubuh malam, kerinduan mengadukan luka
Berbelasuh rindu hanya pada Sang Pencipta
Khusyuk dan sibuk, tenggelam dan diam
Yang mendalam pada sedalam jelaga hitam
Langkah siang meninggalkan jejak tak bernama
Bersahaja, sendiri menapak sepinya hati
Kalau saja saat ini kau mampu menatapku
Ternyata diriku di ujung matamu begitu kesepian
Begitu kalut dengan hati yang merindukanmu
Aku hanya seperti mengeja masa
Sementara engkau begitu asik menghitung hari
Entah untuk siapa….
Jika memang aku tak pantas
Biarlah…
Aku kan belajar kepada masa
Bagaimana aku akan memantaskan diri
Tapi...
Mungkinkah itu masih padamu ?
Muhammad Khafadho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar