Xhavadzo: TERRORISME | USA (AS) is the real TERRORIS

Senin, 25 Januari 2016

TERRORISME | USA (AS) is the real TERRORIS

Aksi terrorisme Sarinah, menggelitik saya untuk menulis di blog ini tentang apa itu terrorisme dalam pandangan saya selama ini. Definisi terrorisme sendiri masih ambigu, kata terrorisme keluar dari mulut As setelah berakhirnya perang dingin. dan anehnya terrorisme sebagian besar hanya di sematkan kepada ummat Islam. Bermula dari Taliban dan Alqaida, justifikasi terrorisme meluas hingga ke beberapa gerakan Islam politik lainnya sebagaimana Amerika merilis daftar Terrorisme yang hampir semuanya adalah organisasi Islam. 
Apakah kita semua sudah melupakan sejarah, bagaimana perseteruan antara blog barat yang liberal dan  blok timur yang komunis, perseteruan dalam bentuk perang dingin antara AS dengan Uni Soviet pada tahun 80-90an.  Sebuah persaiangan antara dua blok yang seakan tak pernah usai pada waktu itu. Hingga sampailah masa dimana Uni Soviet melakukan infasi militer ke Afghanistan, AS mendukung Afghanistan dan memberi bantuan berupa pelatihan militer, dana dan senjata kepada para mujahidin. bahkan di dukung oleh antusiasme ummat Islam dari segala penjuru dunia, untuk bergabung dengan mujahidin Al-qaeda dan Pemerintah Taliban. mereka terpanggil seruan jihad melawan Uni Soviet sebagai negara atheis Komunis yang menginvasi kedaulatan negara islam Afghanistan.
Situasi ini benar-benar di manfaatkan AS untuk meruntuhkan kekuatan Uni Soviet. AS tidak perlu kontak langsung dalam perang melawan komunis. Setelah Uni Soviet mengalami kekalahan perang, hingga pecahnya Uni soviet menjadi beberapa negara, dan Russia sebagai satu negara Induk. kekuatan Rusia tidaklah sekuat Uni Soviet, baik dari segi militer dan ekonomi. hancurnya Uni Soviet di anggap suatu bentuk Kemenangan AS sebagai pemimpin blok barat.
Setelah kehancuran blok Komunis, AS melihat Taliban dan Al-qaida sebagai ancaman serius. Afghanistan sebagai sebuah negara tidak boleh dikuasai oleh kelompok pejuang Mujahidin,  dan harus dilenyapkan, oleh karena itu AS membuat sebuah konspirasi berupa tragedi WTC agar memiliki dukungan yang kuat dari rakyat AS dan dunia, untuk menyerang Al Qaida dan Taliban di Afganistan. AS membentuk Aliansi militer untuk menyerang Afghanistan sebagai basis terrorisme Global. Kemudian mengajak negara-negara lain untuk ikut masuk dalam barisannya dalam agenda memerangi terorisme global, fokus oprasinya adalah mantan mujahidin Al Qaida yang telah kembali pulang ke negaranya masing-masing. Mereka mendapat lebel sebagai terroris kemudian diburu dan ditangkap. mereka dianggap sebagai sebuah ancaman negara. Melihat arogansi AS ini, sebagian mantan pejuang Al qaida melakukan serangan terhadap berbagai bentuk kepentingan AS dan melakukan regenerasi perjuangan di beberapa negara asalnya. 
Terrorisme lebih sering disematan kepada pelaku tindakan teror yang beragama Islam. Kata terrosrisme di sematkan kepada mereka yang melakukan perlawanan karena di perlakukan secara tidak adil di beberapa negara. Seperti Patani, Checnya, Rohingnya, Uighur dan Palestina. Sementara gerakan-gerakan sparatis di beberapa negara tidak di sebut sebagai terorisme, seperti Maoisme di india, LTTE, OPM, Kluk-Kluk Klan, EDL, kemudian bagaimana aksi pengeboman dan penembakan yang dilakukan Anders Behring Breivik, penganut paham ultrakanan, yang menewaskan 99 warga Norwegia. Masyarakat dan militer budha burma yang mengusir bahkan melakukan pembantaian etnis terhadap muslim rohingya, dll. mengapa tidak pernah menyematkan kata terrorisme kepada mereka?. mengapa dunia diam ketika ribuan nyawa seorang muslim dibunuh di palestina oleh israel, di suriah oleh bahar as'ad yang Syi'ah, di afghanistan dan irak oleh AS dan sekutunya, sementara ketika hanya beberapa orang nyawa orang non muslim tewas maka seluruh dunia mengutuk keras, mengecam, menghujat ummat islam seolah-olah yang melakukan itu adalah semua orang islam?.
Saya tidak membenarkan tindakan kekerasan terhadap masyarakat sipil yang dilakukan oleh sebagian kelompok kecil ummat Islam, tapi saya tidak menyalah kan sepenuhnya tindakan mereka, karena itu sebuah efek perlawanan dari tindakan arogansi AS, begitu juga saya tidak setuju jika terorisme hanya di sematkan pada ummat Islam. negara yang melakukan kezaliman terhadap ummat Islam seperti rohingya, uighur, pattani, palestina adalah negara teroris. Negara yang menginvasi negara lain juga termassuk negara terroris, seperti halnya As menduduki Afghanistan dan irak hingga jatuh ribuan korban tak berdosa juga sebuah tindakan terroris. AS sejatinya adalah Negara Terroris terbesar. Negara-negara Islam harus mengurangi dominasi AS di negaranya. Dan mengurangi ketergantungan kepentingan dengan AS. Harus ada setidaknya satu tokoh politik dari dunia Islam yang berupaya menyatukan pandangan politiknya sebagai bentuk perlawanan kepada infiltrasi AS di negara-negara Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar