Seorang pembuat jam berkata kepada jam yang sedang
dibuatnya.
“Hai jam, sanggupkah kamu berdetak 31.104.000 kali selama setahun?”
“Ha?! Sebanyak itukah?!” kata jam terperanjat, “Aku tidak akan sanggup!”
“Ya sudah, bagaimana kalau 86.400 kali saja dalam
sehari?”
“Delapan puluh enam ribu empat ratus kali?! Dengan
jarum yang ramping seperti ini?! Tidak, sepertinya aku tidak sanggup,” jawab
jam penuh keraguan.
“Baik, bagaimana jika 3.600 kali dalam satu jam?”
“Dalam satu jam berdetak 3.600 kali? Tampaknya masih
terlalu banyak bagiku.” Jam bertambah ragu dengan kemampuannya.
Dengan penuh kesabaran, tukang jam itu kembali
berkata, “Baiklah kalau begitu, sebagai penawaran terakhir, sanggupkah kamu
berdetak satu kali setiap detik?”
“Jika berdetak satu kali setiap detik, aku pasti
sanggup!” Kata jam dengan penuh antusias.
Maka, setelah selesai dibuat, jam itu
berdetak satu kali setiap detik.
Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam
itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah
berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31.104.000
kali dalam setahun, yang juga setara dengan berdetak 86.400 kali dalam sehari,
yang setara pula dengan berdetak 3.600 kali dalam satu jam.
Pesan dari kisah tersebut:
Kita sering meragukan dan underestimated
terhadap kemampuan diri sendiri untuk mencapai goal, pekerjaan, dan
cita-cita yang tampak sangat besar. Kita lantas menggangapnya sebagai hal
sangat berat yang tidak mungkin dapat kita angkat. Namun sebenarnya apabila hal
yang dianggap besar tersebut kita perkecil dan perkecil lagi, lantas kemudian
kita realisasikan hal-hal kecil tersebut secara konsisten serta kontinu,
niscaya hal besar yang semula kita anggap tidak mungkin tercapai itu akan
terealisasikan.
Intinya, hal besar akan tercapai dengan konsistensi
dan kontinuitas, atau dengan istilah lain yang sering digunakan masyarakat: istiqamah!
Tentu melekatkan konsistensi dan kontinuitas kepada diri sendiri itu bukan hal
yang mudah, karena akan menimbulkan kelelahan yang sangat.
Al-Mutanabbi berkata dalam syairnya yang masyhur,
وَإِذَا كَانَت النُّفُوْسُ كِبَارًا
تَعِبَتْ فِي مُرَادِهَا الْأَجْسَامُ
Dan sekiranya jiwa itu besar,
tentulah jasad itu akan letih dalam menggapai
maksudnya. [Khizānah
al-Adab ,I/251.]
Ingat, seribu langkah tidak akan ada tanpa adanya
satu langkah pertama. Garis panjang hanyalah merupakan kumpulan dari
titik-titik.
Artikel www.PengusahaMuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar